اَÙ‡ْلاًÙˆَسَÙ‡ْلاً

Tuesday 14 January 2014

Penulisan Karya Ilmiah



BAB II
Pembahasan
Penulisan Karya Ilmiah

1.   Konsep Tentang Karya Ilmiah
Dalam dunia akademik, karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dan perenungan dalam bidang keilmuan tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan penulisan yang santun, baik, dan benar, atau berdasarkan kaidah baku ragam bahasa tulis. Suatu tata permainan bahasa tak mungkin dilepaskan dari hakikat bahasa sebagaimana diyakini oleh filsafat bahasa biasa bahwa makna sebuah kata adalah penggunannya dalam kalimat, makna kalimat adalah penggunannya dalam bahasa, dan makna bahasa adalah penggunannya dalam hidup. Oleh karena itu, tata permainan bahasa di dalam karya tulis ilmiah yang komunikatif dapat disimak melalui ciri-cirinya yaitu : koheren, konsisten, sistematis, konseptual, komprehensif, logis, bebas, dan bertanggung jawab.[1]
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya brusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk membrikan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang suatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Istilah karya ilmiah di sini yaitu mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya  atau kedalaman uraian, karya ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penusunan dan penyajian semacam itu didahului oleh studi pustaka dan lapangan.
Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan keilmuan. Jenis karangan ilmiah banyak sekali, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi kelimanya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanyalah kekompleksannya.[2]
Jadi karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang memaparkan ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dan menggunakan bahasa keilmuan.[3]

2.    Prinsip-Prinsip Umum yang Mendasari Penulisan Sebuah Karya Ilmiah
a.       Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang bertautan.
b.      Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif.
c.       Rasional dalam pembahasan data. Seorang karya tulis ilmiah dalam menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.[4]

     Kebenaran atau kebenaran dalam ilmu dapat dikelompokan ke dalam dua jenis, yang masing-masing bertalian dengan jenis ilmunya. Jenis pertama kebenaran korespodensi, yang pada umumnya dituntut kealaman dan juga ilmu sosial. Kebenaran korespodensi menggarisbawahi bahwa fakta-fakta objektif harus dapat dibukitkan atau harus dapat disesuaikan (berkorspodensi) dengan makna yang dimaksud  oleh suatu pernyataan. Sementar itu jenis kedua, kebenaran koherensi, yang pada umumnya dituntut oleh ilmu humaniora (tetapi terkadang ilmu sosial juga menuntutnya) berpijak pada prinsip bahwa suatu pernyataan cenderung benar apabila pernyataan tersebut dalam keadaan saling berhubungan (koherens) dengan pernyatan-pernyataan lain yang dianggap benar. Dalam penegasan lain, kebenaran koheren akan terlihat jika suatu pernyataan serupa dengan pernyataan sebelumnya (yang dianggap benar) berkelindan secara konsisten.[5]

3.    Ciri-Ciri Karya Ilmiah
a.         Logis, artinya segala penyajian dapat diterima oleh akal.
b.        Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya kesinambungan.
c.         Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan menurut apa adanya.
d.        Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya.
e.         Lugas, artinya pembicara langsung kepada hal pokok.
f.         Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun kecilnya.
g.        Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
h.        Kebenaran dapat diuji (empiris).
i.          Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul pendapat baru.
j.          Berlaku umum, semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
k.        Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
l.          Tuntas, artinya segala masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.[6]

Pada dasarnya, metode ilmiah menggunakan dua pendekatan yaitu :
a.         Pendekatan rasional, berusaha merumuskan kebenaran berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan (literatur).
b.        Pendekatan empiris, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan atau hasil percobaab (laboratorium).[7]

4.    Tujuan karya ilmiah
Adapun karya ilmiah itu memiliki beberapa tujuan antara lain :
a.         Memberi penjelasan.
b.         Memberi komentar atau penilaian.
c.         Memberi saran.
d.        Menyampaikan sanggahan.
e.         Membuktikan hipotesis.[8]
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
5.    Persyaratan karya ilmiah
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah sebagai berikut :
a.    Karya ilmiah menyajikan fakta objektif  secara sistematis  atau menyajikan.
b.    Aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
c.    Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat rekaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
d.   Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakn secara terkendali, konseptual, dan produral.
e.    Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang induktif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
f.     Karya ilmiah mengandung pandangan  yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
g.    Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal ini berarti karya ilmiah mengandung kebenaran faktual sehingga tidak kan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Karya imiah tidak boleh memanifulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berperasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
h.    Karya ilmiah pada dasarnya bersifat akspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan secara cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.[9]
Di samping persyaratan tersebut, untuk dapat dipublikasikan sebagai karya ilmiah ada ketentuan terstruktur atau format karangan yang bersifat baku. Ketentuan itu merupakan sebagaimana tertuang dalam International Standardization Organization (ISO). Publikasi yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ISO memberikan kesan bahwa publikasi itu kurang valid  sebagai terbitan ilmiah. Struktur karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka. ISO 5966 (1982),  menetapkan agar karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, inti tulisan (teori metode, hasil, dan pembahasan), simpulan, dan usulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.[10]

Ragam ilmiah
    Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat, dan sistematis.
Pada bahasa ragam ilmiah, bahasan, bentuk, luas, dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat pada ciri bahasa ilmu (baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif yang berlawanan dengan konotatif, dan runtun)[11]

Laras ilmiah
Setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, atau non standar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar. Seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis.
Dalam uraian di atas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realits kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulisakan merangkaikan berbagai faktadalam sebuah tulisan.
Karya ilmiah memiliki tukuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yng kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikam pesan kepada pembacanya.

Laras ilmiah populer
Laras ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi diungkapkan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Karya ilmiah populer tidak selalu merupakan hasil penelitian ilmiah. Tulisan ini dapat beupa petunjuk teknis, pengalaman, dan pengamatan yang biasa yang diuraikan dengam metode ilmiah. Dalam karya ilmiah pupuler terdapat persoalan lain seperti kritik terhadap pemerintah, analisis atas suatu peristiwayang sedang populer di tangah masyarakat, jalan keluar bagi persoalan yang sedang dihadapi masyarakat, atau sekedar informasi baru yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Jika karya ilmiah memiliki struktur yang baku, tidak demikian halnya dengan karya ilmiah populer. Oleh karena itukarya ilmiah biasanya disajikan melalui media surat kabar dan majalah, biasanya format penyajiannya mengikuti format yang berlaku dalam laras jurnalistik. Pemilihan topik dan perumusan tema harus dilakukan dengan cermat. Tema itu kemudian dikerjakan dengan jenis karangan tertentu isalnya narasi, seksposisi, argumentasi, atau deskripsi. Secara lebih perinci lagi, penulis dapat mengembangkan gagasannya dalam berbagai bentuk pengembangan paragraf seperti pemecahan masalah, kronologis, perbandingan, atau sudut pandang.[12]








BAB III
Kesimpulan

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya brusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang ilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberikan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang suatu yang terdapat dalam objek tulisan. Jadi karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulisyang memaparkan ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dan menggunakan bahasa keilmuan.






BACA JUGA : MOTi EXPONENT
Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran




Daftar Pustaka

Aleka dan Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana           Prenada Media Group, 2010.
Wibowo, Wahyu. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.


[1] Wahyu Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, Jakarta, 2010, hlm. 29.
[2] Aleka dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, 2010, hlm. 166.
[3] Ibid., hlm. 167.
[4] Ibid., hlm. 168.
[5] Wahyu Wibowo, op. Cit., hlm. 84.
[6] Aleka dan Achmad H.P., op. Cit., hlm. 168.
[7] Ibid., hlm. 169.
[8] Ibid., hlm. 170.
[9] Ibid., hlm. 173-174.
[10] Ibid., hlm. 174-175.
[11] Ibid., hlm. 172-173.
[12] Ibid., hlm. 177-178.

0 comments: