BAB
II
Pembahasan
Penulisan
Karya Ilmiah
1.
Konsep Tentang Karya Ilmiah
Dalam dunia
akademik, karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dan perenungan dalam bidang keilmuan
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan penulisan yang santun, baik,
dan benar, atau berdasarkan kaidah baku ragam bahasa tulis. Suatu tata
permainan bahasa tak mungkin dilepaskan dari hakikat bahasa sebagaimana
diyakini oleh filsafat bahasa biasa bahwa makna sebuah kata adalah penggunannya
dalam kalimat, makna kalimat adalah penggunannya dalam bahasa, dan makna bahasa
adalah penggunannya dalam hidup. Oleh karena itu, tata permainan bahasa di
dalam karya tulis ilmiah yang komunikatif dapat disimak melalui ciri-cirinya
yaitu : koheren, konsisten, sistematis, konseptual, komprehensif, logis, bebas,
dan bertanggung jawab.[1]
Karya ilmiah
merupakan karya tulis yang isinya brusaha memaparkan suatu pembahasan secara
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk membrikan suatu
hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya
ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan
kebenaran tentang suatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Istilah karya ilmiah di sini yaitu mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.
Dilihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraian, karya ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan
laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian,
didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penusunan dan penyajian
semacam itu didahului oleh studi pustaka dan lapangan.
Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat,
gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan
keilmuan. Jenis karangan ilmiah banyak sekali, diantaranya makalah, skripsi,
tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda,
tetapi kelimanya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran.
Perbedaannya hanyalah kekompleksannya.[2]
Jadi karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang memaparkan
ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang
berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dan menggunakan bahasa keilmuan.[3]
2.
Prinsip-Prinsip Umum yang Mendasari Penulisan Sebuah Karya Ilmiah
a.
Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus
didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif
dan empiris merupakan dua hal yang bertautan.
b.
Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif
dan deduktif.
c.
Rasional dalam pembahasan data. Seorang karya tulis ilmiah dalam
menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.[4]
Kebenaran atau kebenaran dalam ilmu dapat
dikelompokan ke dalam dua jenis, yang masing-masing bertalian dengan jenis
ilmunya. Jenis pertama kebenaran korespodensi, yang pada umumnya
dituntut kealaman dan juga ilmu sosial. Kebenaran korespodensi menggarisbawahi
bahwa fakta-fakta objektif harus dapat dibukitkan atau harus dapat disesuaikan
(berkorspodensi) dengan makna yang dimaksud
oleh suatu pernyataan. Sementar itu jenis kedua, kebenaran koherensi,
yang pada umumnya dituntut oleh ilmu humaniora (tetapi terkadang ilmu sosial
juga menuntutnya) berpijak pada prinsip bahwa suatu pernyataan cenderung benar
apabila pernyataan tersebut dalam keadaan saling berhubungan (koherens) dengan
pernyatan-pernyataan lain yang dianggap benar. Dalam penegasan lain, kebenaran
koheren akan terlihat jika suatu pernyataan serupa dengan pernyataan sebelumnya
(yang dianggap benar) berkelindan secara konsisten.[5]
3.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
a.
Logis, artinya segala penyajian dapat diterima oleh akal.
b.
Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan
yang memperlihatkan adanya kesinambungan.
c.
Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan menurut apa
adanya.
d.
Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya.
e.
Lugas, artinya pembicara langsung kepada hal pokok.
f.
Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala
kesalahan betapa pun kecilnya.
g.
Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan
maksud secara jernih.
h.
Kebenaran dapat diuji (empiris).
i.
Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah
seandainya muncul pendapat baru.
j.
Berlaku umum, semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua
populasinya.
k.
Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang
lazim.
l.
Tuntas, artinya segala masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap-lengkapnya.[6]
Pada
dasarnya, metode ilmiah menggunakan dua pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan rasional, berusaha merumuskan kebenaran berdasarkan
kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan (literatur).
b.
Pendekatan empiris, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan fakta
yang diperoleh dari lapangan atau hasil percobaab (laboratorium).[7]
4.
Tujuan karya ilmiah
Adapun karya ilmiah itu memiliki beberapa tujuan antara lain :
a.
Memberi penjelasan.
b.
Memberi komentar atau penilaian.
c.
Memberi saran.
d.
Menyampaikan sanggahan.
e.
Membuktikan hipotesis.[8]
Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis. Menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya. Karya ilmiah
yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya. Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya. Melatih keterampilan
dasar untuk melakukan penelitian.
5. Persyaratan
karya ilmiah
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah
sebagai berikut :
a.
Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan.
b.
Aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
c.
Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak
bersifat rekaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah,
yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
d.
Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakn
secara terkendali, konseptual, dan produral.
e.
Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan
alasan yang induktif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
f.
Karya ilmiah mengandung pandangan
yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
g.
Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal ini berarti karya ilmiah
mengandung kebenaran faktual sehingga tidak kan memancing pertanyaan yang
bernada keraguan. Karya imiah tidak boleh memanifulasi fakta, tidak bersifat
ambisius dan berperasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
h.
Karya ilmiah pada dasarnya bersifat akspositoris. Jika pada
akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh
penyusunan kerangka karangan secara cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum
alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri.
Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan
akan kebenaran karya ilmiah tersebut.[9]
Di samping persyaratan tersebut, untuk dapat dipublikasikan sebagai
karya ilmiah ada ketentuan terstruktur atau format karangan yang bersifat baku.
Ketentuan itu merupakan sebagaimana tertuang dalam International
Standardization Organization (ISO). Publikasi yang tidak mengindahkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ISO memberikan kesan bahwa publikasi itu
kurang valid sebagai terbitan ilmiah.
Struktur karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan,
bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan
daftar pustaka. ISO 5966 (1982),
menetapkan agar karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak,
kata kunci, pendahuluan, inti tulisan (teori metode, hasil, dan pembahasan),
simpulan, dan usulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.[10]
Ragam ilmiah
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa
berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan
sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat
diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat,
dan sistematis.
Pada
bahasa ragam ilmiah, bahasan, bentuk, luas, dan ide yang disampaikan melalui
bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat
pada ciri bahasa ilmu (baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif yang
berlawanan dengan konotatif, dan runtun)[11]
Laras ilmiah
Setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar,
atau non standar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras
ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar. Seorang penulis karya ilmiah
menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.
Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang
melainkan disebut penulis.
Dalam uraian di atas dibedakan antara pengertian realitas dan
fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realits kehidupan dalam sebuah
cerita, sedangkan seorang penulisakan merangkaikan berbagai faktadalam sebuah
tulisan.
Karya ilmiah memiliki tukuan dan khalayak sasaran yang jelas.
Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan
utama. Oleh karenanya berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif
tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untk mengekspresikan
pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan
pembaca akan kebenaran hasil yng kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita
menumbangkan teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah
tetap harus dapat secara jelas menyampaikam pesan kepada pembacanya.
Laras ilmiah populer
Laras ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah,
tetapi diungkapkan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Karya ilmiah
populer tidak selalu merupakan hasil penelitian ilmiah. Tulisan ini dapat beupa
petunjuk teknis, pengalaman, dan pengamatan yang biasa yang diuraikan dengam
metode ilmiah. Dalam karya ilmiah pupuler terdapat persoalan lain seperti
kritik terhadap pemerintah, analisis atas suatu peristiwayang sedang populer di
tangah masyarakat, jalan keluar bagi persoalan yang sedang dihadapi masyarakat,
atau sekedar informasi baru yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Jika
karya ilmiah memiliki struktur yang baku, tidak demikian halnya dengan karya
ilmiah populer. Oleh karena itukarya ilmiah biasanya disajikan melalui media
surat kabar dan majalah, biasanya format penyajiannya mengikuti format yang
berlaku dalam laras jurnalistik. Pemilihan topik dan perumusan tema harus
dilakukan dengan cermat. Tema itu kemudian dikerjakan dengan jenis karangan
tertentu isalnya narasi, seksposisi, argumentasi, atau deskripsi. Secara lebih
perinci lagi, penulis dapat mengembangkan gagasannya dalam berbagai bentuk
pengembangan paragraf seperti pemecahan masalah, kronologis, perbandingan, atau
sudut pandang.[12]
BAB III
Kesimpulan
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya brusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang ilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Untuk memberikan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal
dan untuk membuktikan kebenaran tentang suatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Jadi karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulisyang memaparkan ide
atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan
dengan segala kegiatan keilmuan dan menggunakan bahasa keilmuan.
BACA JUGA : MOTi EXPONENT
Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran
Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran
Daftar Pustaka
Aleka
dan Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Wibowo,
Wahyu. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
[1] Wahyu Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, Jakarta,
2010, hlm. 29.
[2] Aleka dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta, 2010, hlm. 166.
[3] Ibid., hlm. 167.
[4] Ibid., hlm. 168.
[5] Wahyu Wibowo, op. Cit., hlm. 84.
[6] Aleka dan Achmad H.P., op. Cit., hlm. 168.
[7] Ibid., hlm. 169.
[8] Ibid., hlm. 170.
[9] Ibid., hlm. 173-174.
[10] Ibid., hlm. 174-175.
[11] Ibid., hlm. 172-173.
[12] Ibid., hlm. 177-178.
0 comments:
Post a Comment