اَÙ‡ْلاًÙˆَسَÙ‡ْلاً

Sunday, 6 October 2013

Cintaku Seumur Farfum Pucelle | CERPEN



Cintaku Seumur Farfum Pucelle
Oleh: Moelyha*



Berawal dari satu tujuan, dua sahabat perkuliahan di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) kota Cirebon. Sebut saja Johan dan Nitha, mereka masuk pada prodi yang sama yaitu  bahasa Arab. Johan yang masuk lebih awal dari Nitha hanya beda satu tahun, namun tanpa sengaja mereka saling kenal, mereka pun tinggal dalam satu asrama sehingga mereka setiap hari sering bertemu. Tidak hanya itu merekapun masuk pada Unit Kegiatan Mahasiswa yang sama pula, dari satu tujuan yang sama, setiap hari belajar bersama, jalan dan pergi bersama yang menyebabkan mereka tumbuhnya rasa saling suka.

Pada suatu hari Johan tanpa sengaja bertemu Nitha di perpustakaan, kebetulan Johan sedang membutuhkan pinjaman kartu perpustakaan karena sudah penuh jatah peminjaman bukunya.
“Tha boleh gak aku pinjem kartu perpusmu” tanya Johan.
“Tentu, kebetulan aku saja mengembalikan buku” jawab Nitha.
Nitha pun meminjamkan kartu perpustakaan kepada Johan. Usai dari perpustakaan mereka memutuskan untuk pulang bareng, namun sebelumnya Johan ngajak Nitha ke Indomaret untuk membeli Parfum, bosan dengan parfum biasa dipake laki-laki, Johan mencoba membeli parfum yang dipake wanita. Kemudian meminta Nitha untuk memilihnya, dipilihlah parfum Pucelle.

Dari sejak itu, Johan terus memakai parfum yang pernah dipilih Nitha untuknya. Tak lama kemudian tumbuh benih cinta diantara mereka. Rasa penasaran Johan yang sering kali Nitha selalu curi pandang curi perhatian. Dengan memberanikan diri Johan mengungkapkan perasaannya pada malam hari melalui telepon celuler. Karena yang pernah dia alami ketika mengungkapkan cinta melalui telepon selalu berhasil.
“Tha, dari pertama aku melihat kamu, aku sudah merasakan sinyal pandangan pertama.” Ungkap Johan dengan penuh gugup.
“maksudnya apa ?” tanya Nitha.
Langsung saja, aku suka sama kamu, sebenarnya tipe wanita sepertimu adalah jangka panjang, artinya tidak pantas pacaran, namun rasa suka kepadamu tak bisa aku bendung, selanjutnya terserah apa tanggapanmu” tambah Johan.
“Maaf untuk hal itu aku pernah merasakan yang namanya pacaran, tapi yang namanya lelaki ujung-ujungnya mempermainkan wanita.” Tanggap Nitha.
“Aku bukan tipe laki-laki seperti itu, jika kamu mengingankan tahapan serius, aku siap menjalaninya.” Ungkap Johan lagi.
“Iya aku paham, tapi aku tidak bisa langsung jawab sekarang” kata Nitha.
Oke aku akan tunggu jawabanmu, dan satu lagi nanti pagi tolong lihat ke atas asrama, ada sesuatu sebagai simbol aku cinta kamu.

Pungkas Johan dengan harapan untuk bisa diterima sebaga kekasih Nitha. Dengan segala upaya bahkan membuat sebuah kreativitas karya seni. sementara Nitha terus memikirkan jawaban untuk Johan. Sebenarnya Nitha juga ada perasaan suka, terbukti ketika bareng dengan wanita lain, Nitha merasa cemburu, bahkan menghapus nomor Johan. Ketika dihubungipun Nitha tidak tahu siapa karena tidak ada nama kontaknya. Waktu pagipun tiba, Nitha tak sabar ingin melihat kejutan apa yang ingin ditunjukan Johan. Di atas asrama Johan telah menunggu dengan menutup kreativitasnya terlebih dahulu. Sedatangnya Nitha kemudian Johan membuka penutup perlahan hingga terlihat karya seni yang terbuat dari barang bekas plastik yang membentuk tulisan “I LOVE U”. Nitha pun tersenyum bersimpuh malu dengan menganggukan kepala. Tapi belum pasti apakah Nitha menerimanya sebagai kekasih.

Malam berikutnya Nitha memberikan jawaban melalui telpon pula.
“Aku tidak mau jadi pacarmu walakin ana uridu an akuna jaujataka. Ungkap Nitha dengan tambahan bahasa Arab.
  Kemudian Johan mengartikan bahwa Nitha ingin jadi istrinya.
“Tha maksudnya apa ? kalau begitu berarti kita harus menikah ?” tanya Johan.
“Kita jalani aja hubungan ini sebagai sepasang kekasih, tapi dengan syarat tidak terlihat seperti pacaran melainkan biasa aja seperti sebelumnya.”
“Oke kalau begitu aku siap, kalau kamu tidak ingin dikatakan pacaran, aku anggap hubungan ini adalah tunangan, kita jalani dengan serius dan komitmen seperti yang dikatakan kamu tadi turidina an takuni jaujati.”

Setelah mendengar jawaban dari Nitha, Johan merasa bahagia harapannya tercapai, walaupun baru sebagai kekasih dan tidak terlepas dari syarat yang diajukan Nitha. Begitu pula Nitha wajahnya tampak bahagia diselimuti rasa bingung pula, tapi tidak ada salahnya Nitha mencoba menjalaninya. Semenjak itu mereka anggap sebagai sepasang kekasih dengan menyembunyikan status mereka dari teman-temannya, apalagi kepada orang tuanya untuk sementara dirahasiakan dulu.

Dengan penuh komitmen Johan menjalani hubungan dengan tidak terlalu menampakkan hubungan mereka, cukup komunikasi melalui sms itupun jarang hanya jika ada keperluan saja. Namun yang namanya cinta dapat melupakan segalanya termasuk janji, Nitha selalu sms duluan menanyakan terus kabar Johan dengan segala basa-basi supaya bisa sms-an bahkan teleponan seolah-olah Nitha yang memancingnya untuk lebih dekat. Panggilanpun diganti dengan sebutan “kaka” kepada Johan
“Ka kenapa kalau malam jarang sms ?” tanya Nitha.
“Bukan gitu tha, aku banyak aktivitas jadi menghubungi kamu seperluya aja.” Jawab Johan.
“Tapi paling tidak sekali sehari aja sms, supaya ada yang menemani walaupun di hp.” Tambah Nitha.
“Iya,,, iya,,,” kata Johan.

Johan merasa bingung akan janjinya tapi dia juga merasa bersalah dengan tidak menanyakan kabar Nitha, Johanpun larut dalam indahnya cinta, sehingga semenjak itu selalu sms-an, teleponan, bahakan sering jalan bareng. Semenjak itu pula setiap pergi bareng Johan selalu memakai parum Pucelle.

Tak lama kemudian, Johan pergi ke Pare Jawa Timur untuk mengikuti kursus bahasa inggris yang merupakan salah satu program bea siswa. Namun sebelum pergi Johan menyampaikan pesan kepada Nitha.
“Tha, aku akan pergi ke Pare selama dua minggu, aku harap jangan sedih, terus belajar dan berdo’a. aku titip Al-Qur’an ini untuk dibaca dan diamalkan dan aku minta tukeran poto untuk terasa lebih dekat.” Pesan Johan.
“Iya, aku juga paham, kaka juga hati-hati disana jaga diri baik-baik.” pesan Nitha.

Johanpun pergi dengan meninggalkan Qur’an miliknya yang diberi pewangi  parfum pucelle.Selama dua minggu mereka terpisah namun komunikasi tetap berjalan, bahkan Nitha sangat rindu dengan selalu menanyakan waktu pulang. Mereka ibarat burung merpati yang dipisahkan sementara waktu ketika dipertemukan kembali akan terasa lebih lengket. Begitu juga yang dirasakan antara Johan dan Nitha, ketika tiba waktunya pulang mereka tambah dekat dengan mengganti panggilan kaka-ade yang sebelumnya kaku gunta-ganti panggilan.
 Setibanya di asrama mereka merasa bahagia karena dapat bertemu kembali. Sebagai pelampiasan rasa kangen, mereka mengadakan agenda pergi dan makan bareng. Bahkan Johan merasa sangat cinta membelikan Nitha sebuah cincin hasil dari tabungannya dan sebagai bentuk investasi pula. Semenjak itu mereka dalam status tunangan secara sembunyi-sembunyi karena pihak dari kedua orang tua mereka tidak mengetahuinya.
Tanpa terasa hubungan mereka sudah berjalan kurang lebih empat bulan. selama itu itu hubungan mereka baik-baik saja tanpa ada masalah. Johan merasa dicintai pula, sering bergurau canda tawa bahkan melewati batas yang tanpa disadari dapat menyakiti perasaan Nitha. Selain itu Johan suka berpengang teguh dengan pendapatnya sementara Nitha tidak setuju. Dengan mengadakan berbagai aturan seperti jadwal keseharian yang membuat Nitha merasa tertekan. Dari semenjak itu Nitha mulai terasa tidak nyaman bahkan sering menangis sendiri merasakan ada yang ganjil. Setelah mengevaluasi diri Nitha merasa bersalah apa yang telah dilakukan. Sadar dengan syarat awal bahwa dalam Islam tidak ada namanya pacaran walupun ada batasnya, sadar dengan tujuan awalnya untuk terus belajar dan amanat orang tua untuk tidak pacaran dulu.
Siang hari sebelum sholat jum’at, Nitha memutuskan Johan
“Ka, sepertinya kita tidak bisa meneruskan hubungan ini.” Ungkap Nitha.
“Maksudnya apa de ? ” tanya Johan.
“Kita jalani hubungan ini seperti biasa lagi, kaka layaknya temen yang lain, tapi kalau kaka mengangap sebagai ade ya silahkan.” Jawab Nitha
Lalu apa yang menyebabkan ade seperti ini, selama empat bulan kita baik-baik saja, sekali ada masalah langsung pecah seperti ini, bahkan kemaren malem baru bilang kata-kata cinta ?”
“Oke kita kembali pada syarat dan tujuan kita di sini apa, untuk belajarkan ?”
“Tapi ade sendiri yang memancing begini, sementara kaka berusaha berkomitmen.”
“Iya tapi yang namanya cinta dapat lupa segalanya.”
\
“Apa salah kaka, berikan waktu untuk memperbaiki diri.”
“Kaka gak bersalah, ade hanya ingin sendiri dulu jadi kita jalani masing-masing please,.,.”
“Oke kaka beri dua pilihan, kita mulai dari awal. Mulai dari awal ketika kaka mengungkpan rasa suka, atau mulai dari awal kita baru kenal ?”
“Ade pilih mulai dari awal kita kenal, jadi mohom maaf ya ka.. bila ini dapat menyakiti, tapi ini untuk kebaikan kita, pasti ada hikmah yang terkandung dari semua ini.”
“Oke apapun keputusannya kaka hargai itu.”

Semenjak itu mereka terlepas dari status pasangan kekasih, cincin yang baru sebulan dikembalikan lagi, tunangan hanya mimpi belaka hal itu karena Johan meremehkan yang namanya cinta. Semenjak itu pula parfum yang setiap hari dipakai kini habis.

SEKIAN
*Mahasiswa Tafsir Hadits Semester V


BACA JUGA : MOTi EXPONENT

Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran

0 comments: