Ada Cinta
di Taman Pendidikan Al-Quran
Oleh : Mulya
Mahasiswa Jurusan Tafsir
Hadis Fakultas Adadin IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Liburan
sekolah berakhir kini saatnya siswa-siswi SMA Negeri 1 Lebakwangi kembali ke
sekolah berkiprah menuntut ilmu di tahun ajaran baru, semangat baru, dan
semuanya serba baru. Dan input siswa-siswi
baru peralihan dari masa SMP ke masa SMA yang diawali Masa Orienatasi Siswa
(MOS), yaitu masa pengenalan awal bagaimana pembelajaran masa putih abu. Pagi-pagi
terlihat pengurus OSIS sedang melaksanakan tugasnya mengajar dan memperkenalan
sesuatu yang ada di sekolah mulai dari fasilitas, kurikulum, kegiatan ekstra
kurikuler. Dan mereka bertindak penuh dengan dramatis pada waktu istirahat atau
bagian permainan pengurus memainkan aksinya mencari kesalahan siswa baru untuk
dihukum di depan teman-temannya. Hal itu biasa dilakukan setiap angkatan
bermaksud sebagai aksi balas dendam karena pengurus juga pernah dilakukan
demikian oleh angkatan terdahulu oleh kaka kelasnya.
Selain
itu pula hadir siswa-siswi kelas XI dan XII, di depan kelas terlihat seorang
yang sedang memperhatikan kegiatan MOS sebut saja namanya Irfan, dia sengaja
melihat aktivitas MOS bersama teman-temannya karena proses pembelajaran di
sekolah belum efektif bahkan siswa-siswi lainnya ada yang berolahraga, bermain,
berkumpul di kantin, perpustakaan untuk mengisi waktu luang. Di saat waktunya
pulang Irfan tak perlu jauh-jauh kembali ke rumahnya karena dia tinggal di
sebuah mushola milik sekolah memanfaatkan peluang dari sekolah dari pada pulang
pergi harus membayar ongkos dan dapat menyita waktu lebih baik menempati
mushola yang sudah jelas gratis tak perlu membayar uang sewa hanya cukup
bermodal rajin untuk membersihkan mushola. Namun selain itu juga Irfan merasa
kesulitan ketika mencari menu makanan dalam sehari-harinya. Tetapi hal itu
tidak membuat patah semangat Irfan karena dia ditemani oleh sahabat sejak kelas
X, yaitu bernama Yana Husna Ruhyana salah satu pengurus OSIS menjabat sebagai
Wakil Ketua, selain itu ditemani oleh adik kelasnya bernama Dede Sanjaya siswa
kelas XI IPA 2. Mereka bertiga hidup rukun berdampingan bertukar pikiran setiap
ada masalah saling berbagi berupa materi pelajaran ataupun makanan. Apalagi
jika ada yang pulang dari rumah mereka merasa senang karena stok makanan yang
menipis bertambah kembali.
Banyak
aktivitas yang mereka kerjakan sehari-harinya, mulai belajar di sekolah,
mengikuti kegiatan ekskul, kegiatan organisasi, bahkan mereka semua mengajar
disebuah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) milik bapak Kusmad salah satu guru
agama SMAN 1 Lebakwangi yang mempercayakan anak didiknya untuk mengajarkan
Pendidikan di TPA tersebut.
“Jadi
begini, bapak banyak pekerjaan di sekolah dan bertugas keluar kota, seringkali
anak-anak bapak tinggalkan terpaksa diliburkan, saya tawarkan kepada kalian
untuk mengelola TPA tersebut.”Kata
Pak Kusmad dengan penuh harapan.
“Insya
Allah kami bertiga bisa, tapi mohon maaf kami tidak sepenuhnya hadir setiap
hari, karena pastinya ada kegiatan lain yang harus kami kerjakan.”Jawab Irfan.
“Kalau
masalah itu bapak juga bisa mengerti, yang penting ada yang saling mengisi
pelajaran, jangan sampai diliburkan, dan bapak yakin kalian pasti sudah bisa
mengatur semuanya itu, apalagi setelah mengikuti bimbingan calon guru TPA.”Ujar Pak Kusmad.
“Terimakasih
banyak atas kepercayaan yang telah bapak berikan kepada kami bertiga,
mudah-mudahan kami bertiga bisa menjalankan apa yang seharusnya kami jalankan
dengan semaksimal mungkin dan hasilnya mudah-mudah baik”Jawab Yana salah satu
dari tiga anak tersebut.
“Iya,
dan kalau bisa bapak minta tolong pada kalian untuk mencari pendidik yang lain
pula agar disalurkan ke TPA Ibu Umayah, karena akibat kesibukan yang dimiliki
oleh beliau sehingga anak didiknya kurang diperhatikan, dan bapak juga sedang
berusaha mencari calon pendidik dari ekskul Rohis pada tahun ini”balas Pak Kusmad.
Kemudian
setelah berbincang masalah TPA mereka diberi jamuan berupa masakan indomie instant lalu di ajak melihat sebuah
karya yang di buat oleh Pak Kusmad di rumah yang bisa dikatakan termasuk
golongan ekonomi menengah keatas.
Hari
demi hari mereka melaksanakan amanat dari Pak Kusmad hingga akhirnya sampai
tiba waktunya untuk menerima upah dari Pak Kusmad yang tidak di sangka-sangka
oleh mereka.
“Ini
ada sedikit rejeki buat kalian bertiga, gunakan sebaik-baiknya dan bapak harap
kalian tidak melihat nilai berapa yang saya berikan”kata Pak Kusmad
sambil memberikan amplop yang berisikan uang.
“Oh,
terimakasih pak, bukannya kami tidak mau menerima apa yang bapak berikan kepada
kami, tetapi sesungguhnya kami ikhlas dengan apa yang diamanatkan oleh bapak.
Jawab yana sambil menolak amplop pemberian Pak Kusmad.
“Bukan
masalah ikhlas apa tidaknya, tapi semua amanatkan ada timbal baliknya juga,
jadi ini kewajiban dari bapak dan hak buat kalian dapatkan, mohon di terima ya!”Balas jawab Pak
Kusmad sambil menjabat tangan Irfan dengan amplop alias salam tempel.
“Oh...kalau
begitu terimakasih pak kami menerimanya dengan senang hati.”Ujar Dede sambil
menerima amplop pemberian Pak Kusmad dengan malu-malu.
“Iya
sama-sama dan ini minuman dan makanan cemilan buat disantap bareng-bareng di
mushola.”Balas
jawab Pak Kusmad kembali dengan memberikan makanan ringan.
Mereka
bertiga pulang ke mushola sekolah sebagai tempat tinggal mereka. Beberapa hari
kemudian Pak Kusmad menemukan pengajar baru hasil penyeleksian dari anggota
ekskul Rohis baru, dan dua orang yang
bersedia memberikan jasanya mendidik anak-anak di TPA. Mereka adalah bernama
Lilis Lindriani dan Mela Amaliawati, dua wanita cantik anak kelas X3 berasal
dari Desa Cinagara. Tempat tinggal mereka yang begitu dekat dengan sekolah dan
TPA hal itu dapat mendukung kinerja pembelajaran. Lilis dan Mela diseleksi
bertujuan untuk disalurkan ke TPA Ibu Umayah, namun sebelumnya dibimbing
terlebih dahulu dengan mengajar bersama di TPA Pak Kusmad bertujuan untuk
pemantapan dan mengetahui sistem pembelajaran sesuai dengan kurikulum.
Setiap
hari mereka berlima melaksanakan tugasnya mengajar di TPA Pak Kusmad, dan
terlihat Lilis dan Mela datang terlambat, lalu Irfan menghampiri dengan maksud
untuk menegur Lilis dan Mela.
“Lis
bagaimana ini melihat dari jadwal masuk sepertinya kurang efektif sehingga
membuat kamu tidak tepat waktu, apakah harus ada perubahan jadwal ? ”Tegur Irfan kepada
Lilis dan Mela.
“Untuk
masalah jadwal terserah Ka Irfan, karena kaka yang lebih mengerti dengan
situasi dan kondisi, maaf yah apalagi saya dengan Mela hanya untuk sementara.” Jawab lilis dengan
tegas.
“tidak
bisa begitu juga karena kalian masih bagian bimbingan dari TPA kami, jadi harus
mengikuti peraturan yang berlaku”Balas
jawab Irfan.
“Maaf
yah kalau melihat dari jadwal masuk pukul 15.00 tapi kami datang sesuai jadwal
tetapi anak-anak sudah bubar.”Ujar
Mela yang membela Lilis yang semakin terpojok.
“Oh...itu
masalahnya, kenapa kalian tidak bertanya ini bukannya jadwal yang dulu?”Ungkap Yana sambil
sedikit tertawa.
“Apa
? jadwal yang dulu, berarti kita salah donk”Kata
Lilis dengan penuh rasa malu.
“Maka
dari itu saya heran sudah tiga hari kalian sering terlambat, dan sekarang saya
ingin memberi tahu kalian adanya perubahan jadwal masuk yang akan disesuaikan
dengan kegiatan di sekolah.”Kata
Irfan.
“Iya
kami berdua minta maaf, untuk ke depannya insya Allah kami berusaha datang
tepat waktu.”Ujar
Mela dengan permohonan maafnya.
“Iya
saya mengerti sebaiknya kita langsung menentukan jadwal masuk sekaligus jadwal
pelajaran yang disesuaikan dengan pengajarnya.”Kata Dede yang dari tadi hanya diam ingin
ikut berkomentar.
Mereka
berdiskusi dan menemukan jalan keluar yaitu jadwal yang tepat sesuai dengan
kegiatan masing-masing di sekolah. dan Irfan merasa tidak enak telah menegur
Lilis yang kemudian meminta maaf.
“Lis
maaf yah soal tadi, karena saya merasa diberi amanat selain untuk mengajar
anak-anak tetapi untuk mengawasi calon pengajarnya juga.”Permohonan maaf Irfan
kepada Lilis.
“Iya,
mungkin saya juga yang lalai dalam menjalankan tugas.”Kata Lilis.
“Dan
untuk ke depannya supaya lebih rajin lagi oke !”Ujar Irfan dengan memberi semangat.
Setiap
hari mereka saling bertemu, dan di balik semua itu Irfan menyimpan perasaan
bahwa dia menyukai wanita, dan itu membuat bingung karena dia sekaligus
menyukai dua orang wanita yaitu temannya sendiri Lilis dan Mela. Dan dari
sinilah Irfan mulai berusaha mendekati dan mencari informasi siapa diantara
mereka yang masih single. Dari proses
pendekatan itu Irfan merasa bahwa Mela merasa suka kepada dirinya lalu
memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Mela. Awalnya sebelum
berangkat ke TPA Irfan janjian untuk bertemu Mela dengan berangkat lebih awal
yang berbeda seperti biasanya. Sesampainya di TPA sebelum anak-anak datang Mela
pun merasa heran tidak seperti biasanya ada pertemuan hanya berdua.
“Assalamualaikum
ada apa Irfan tidak seperti biasa ngajak pertemuan hanya berdua?”Tanya Mela yang penuh
dengan keheranan.
“Waalaikumussalam
saya hanya ingin bertanya sesuatu.”Jawab
Irfan.
“Mau
tanya apa ?”Mela
bertanya kembali.
“Tetapi
sebelumnya kamu jangan marah dan jawab dengan jujur, apa kamu sudah punya pacar
?”Tanya
Irfan dengan ragu-ragu.
“Oh....soal
itu, ada angin apa bertanya begitu ?”Mela
bertanya kembali.
“Saya
ingin tahu dulu kamu sudah pacar atau belum ?
jawab jujur yah......!”Irfan
bertanya kembali dengan penuh harapan Mela belum punya pacar.
“Iya.....iya
saya akan menjawab, sebenarnya saya belum punya pacar. memang kenapa?”Jawab Mela.
“Oh..begitu,
sebenarnya semenjak bertemu kamu saya sudah menyimpan perasaan suka sama kamu
dan pada kesempatan ini baru bisa mengungkapkannya. Apakah kamu mau menjadi
pacar saya ?”Ungkapan
Irfan dengan penuh gugup.
Sedikit
berfikir Mela langsung menjawab.
“Bagaimana
yah....ko bisa kamu suka sama saya, perlu kamu ketahui saya orangnya sedikit
tomboy, mungkin kamu lebih suka wanita yang feminim.”Ujar Mela yang
mengakui dirinya tomboy.
“Menurut
saya seorang wanita dilihat dari ahlak dan kepribadian dan kamu walaupun
sedikit tomboy tetapi memiliki ahlak yang baik. Dan bagaimana apakah kamu mau
menjadi pacar saya ?”Kata
Irfan.
“Bagaimana
yah.......? baiklah saya beri kamu kesempatan.”Ujar Mela.
“Maksudnya
kesempatan saya sebagai pacar kamu ?”Ujar
Irfan.
“Bukan.............bukan
salah lagi.”Ungkapan
Mela.
“Alhamdulillah
ya Allah, terimakasih Mela kamu telah memberikan kesempatan saya sebagai
kekasih kamu.”Ujar
Irfan yang sangat senang diterima cintanya oleh Mela.
“Sudah
dulu yah perbincangannya ! anak-anak mulai berdatangan.”Kata Mela yang
melihat anak-anak berdatangan.
Setelah
perasaannya diungkapkan akhirnya Irfan menemukan jawabannya bahwa dia telah
resmi sebagai pacar Mela. Irfan senang merasakan jatuh cinta apalagi Mela
adalah cinta pertamanya, hatinya berbunga-bunga sepanjang hari, dan kini
berganti status dari masa lajang menjadi
berpacaran dengan wanita yang dia sukai langsung mempublikasikan melalui facebook, ketika duduk dengan wanita
lainpun yang masih temannya dan dilihat oleh Mela Irfan langsung menghindar
untuk tidak terjadi salah paham. Namun lain halnya yang dirasakan Mela entah
mengapa dia merasa biasa saja bahkan ada penyesalan telah menerima Irfan
sebagai kekasihnya, dan malam sebelum tidur
Mela merenungkan.
“Apakah
saya tidak salah telah menerima Irfan sebagai kekasih, sementara bapak tidak
mengizinkan untuk berpacaran. Apakah saya harus langsung memutuskan Irfan, tapi
ada baiknya juga dari pada pacaran secara terpaksa dan sembunyi-sembunyi.”Kata Mela dalam
hatinya.
Setelah
merenungkan hal itu, Mela keesokan harinya di TPA sebelum pembelajaran dimulai
langsung bicara untuk memutuskan Irfan dengan alasan bahwa bapaknya tidak
mengizinkan berpacaran dan takut menganggu proses belajar Irfan yang akan
menghadapi Ujian Nasional. Dengan terpaksa irfan menerima kenyataan itu,
hatinya merasa sakit telah diputuskan oleh Mela yang menjalani hubungan pacaran
singkat selama satu hari yang tidak ada komunikasi sama sekalipun selama
hubungan berlangsung dan sekali kabar datang yang menyakitkan. Sungguh unik
pengalaman yang dialami Irfan menjalani cinta pertama namun hanya satu hari.
Kemudian
Irfan menyadari hal itu bahwa bukan waktunya menjalani hubungan spesial dengan
seorang wanita yang dicintai, namun Irfan tetap penasaran ingin merasakan
bagaimana rasanya jatuh cinta yang sejati. Untuk sementara Irfan istirahat
untuk tidak mencari wanita yang akan dijadikan pacarnya karena masih trauma dengan kejadian yang pernah
dialami. Namun beberapa hari kemudian dia berfikir selain menyukai Mela dia
juga menyukai Lilis dan langsung berusaha mendekatinya dengan mencari informasi
dari internet dan facebook bagaimana cara mengungkap
perasaan kepada orang yang disukai selain itu saran dari temannya.
Pertama
Irfan mendekati Lilis dengan berbagai alasan kemudian mendekati teman dekatnya
sebagai perantara namun proses pendekatan itu berlangsung lama karena tidak
adanya kesempatan untuk mengungkapkan perasaan yang membuat Irfan hampir
menyerah dan melupakannya karena Lilis
sedang menjalani hubungn pacaran dengan laki-laki lain. Ketika Irfan tidak
memikirkan Lilis lagi ternyata mendapat kabar dari Dinda teman dekat Lilis.
“Fan
apa kamu masih suka kepada Lilis ?”
Tanya Dinda.
“Kalau
perasaan suka masih ada tapi perasaan itu sebagai seorang sahabat.”Jawab Irfan secara
singkat.
“Ini
serius fan, apabila masih suka ungkapkan kalau berani.”Ujar Dinda yang
memberi tantangan kepada Irfan.
“Soal
gampang kalau mengungkapkan perasaan, tapi lihat situasi dan kondisi apakah
Lilis sedang single ? Jawab Irfan dengan tegas.
“Sumpah
dia sedang single, seminggu yang lalu
dia putus dari pacarnya dan berusaha melupakan mantannya, sekarang dia sedang
membuka kembali hatinya ini kesempatan buat kamu.”Kata Dinda yang memberi motivasi kepada
Irfan.
“Benerkah
? baik saya akan mengungkapkannnya malam ini, doakan semoga berhasil!”Ujar Irfan dengan
semangat.
“Iya
tapi ada syaratnya Lilis hanya ingin berpacaran secara islami tidak ingin
melawati batas pergaulan bebas.”Saran
Dinda.
“Insya
Allah, justru itu pacaran yang saya inginkan terimakasih banyak yah.”Ujar Irfan dan ucapan
terimakasihnya.
Setelah
mendengar kabar tersebut pada malam harinya Irfan langsung memberanikan diri
datang ke rumah Lilis untuk
mengungkapkan perasaannya.
“Lis
saya mau tanya mengenai kabar dari Dinda bahwa kamu sudah putus dengan pacar kamu
dan berusaha melupakan mantan kamu lalu sekarang sedang membuka hatimu kembali.”Tanya Irfan.
“Iya
memang kenapa ?”Jawab
Lilis secara singkat.
“Benarkah
? kalau bagitu izinkan saya orang yang akan membuka gerbang hati kamu ! maukah
kamu menjadi pacar saya?”Ungkap
Irfan dengan rayuan gombalnya.
“Bagaimana
yah ? untuk kali ini maaf yah saya tidak bisa........tidak bisa menolak cinta
kamu.”Ujar
Lilis dengan kata-kata dramatis.
“Benarkah
? berarti kita kita resmi berpacaran ? Tanya Irfan.
“Iyah,
tapi ada syaratnya kita berpacaran secara islami.”Jawab Lilis disertai persyaratan.
Akhirnya Irfan dengan
Lilis berpacaran melewati hari demi hari dengan penuh kebahagian.
SEKIAN
Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran
0 comments:
Post a Comment