اَÙ‡ْلاًÙˆَسَÙ‡ْلاً

Wednesday, 20 November 2013

Biografi Ratna Puspitasari, M.Pd


INTEGRASI ANTARA ILMU  AGAMA DAN ILMU UMUM
Oleh: Moelyha Djati*

     Siapa yang tidak kenal dengan sosok wanita karir yang sukses ? wanita yang meraih prestasi pelajar terbaik dari semenjak Sekolah Dasar hingga lulus S3. Ya betul ia adalah Ratna atau bernama lengkap Ratna Puspitasari, M.Pd yang sekarang menjabat sebagai Sekertaris Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (T. IPS) di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Ratna lahir di Kabupaten Kudus Jawa Tengah pada tanggal 15 Desember 1972 dari pasangan suami istri Pak Suharto seorang Brimob dan Ibu Suyati seorang perawat.
     Karir pendidikanya dimulai dari jenjang Sekolah Dasar Negeri 1 Panjunan Kulon di Kudus, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)  3 Kudus, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kudus, kemudian melanjutkan ke Universitas Dipenogoro Semarang mengambil Program Studi Ilmu Sejarah dengan menyelesaikan

     Skripsi yang berjudul “Sejarah Sosial Pasukan Komando Daerah Muria  di Kudus Masa Agresi Militer Dua” lulus pada tahun 1995, kemudian melanjutkan ke Universitas Negeri Semarang  mengambil Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menyelesaikan thesis berjudul “Etos Kerja Pekerja Batu Bata dan Pengaruhnya Terhadap Dilikuensi Sosial” lulus pada tahun 2004, haus dengan ilmu ia  pun tidak berhenti sampai S2 (Strata 2) saja,  ia pun kemudian melanjutkan ke Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung mengambil Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menyelesaikan disertasi berjudul “Kecakapan Berbasis Jender Dalam Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial di Jurusan Tadris IPS Syekh Nurjati Cirebon” lulusan tahun 2011. Selama menempuh pendidikannya ia berhasil menjadi pelajar terbaik mulai dari Sekolah Dasar hingga S3 (Strata 3).
     Ibu dari dua anak ini menikah dengan seorang pelaut yang bernama Sugiono, SH pada tahun 2000. Sugiono yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Swadaya Gunung Jati sering berlayar keliling dunia sebagai Praktisi Hukum Akuntan Laut. Sehingga anaknya pun diberi nama Nice Ushaia, nama tersebut diangkat ketika Suaminya berlayar di daerah Ushaia, Argentina tahun 2001. Begitu pula anaknya yang kedua bernama Muhammad Kent Zainudin, nama tersebut diambil ketika suaminya berlayar di Zenudin, Selandia Baru. Pemberian nama tersebut sengaja supaya dapat dikenang ketika ayahnya berlayar. Sama halnya nama para imam muslim terdahulu namanya sesuai dengan daerah dilahirkan. “bisa jadi nama anak saya Cirebon jika suami saya pada waktu itu melaut di Cirebon” ujar dia dengan senda gurau.
     Pengalaman organisasinya ia mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan lebih konsen di pendidikan perempuan dan kesetaraan jender, Selulusnya dari S1 ia  langsung mengajar di SMP dan SMA Taman Siswa Ambarawa, SMA Muhammadiyah  Ambarawa, dan STM Maa’rif. Ia mengajar sekaligus di empat sekolah karena sesuai dengan moto hidupnya “saya datang, berjuang dan menang”. Hal itu beliau lakukan sebagai aplikasi dari ilmu yang ia pelajari dan menambah penghasilan memperoleh honor yang pada waktu itu tidak seberapa yang akhirnya berhasil lulus dari Universitas Negeri Semarang  pada tahun 2004 dan langsung mengajar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai dosen yang kemudian diangkat sebagai Sekertaris Jurusan IPS hingga sekarang. Selain sebagai dosen di IAIN syekh Nurjati Cirebon, ia pun aktif mengisi seminar-seminar nasional dan internasional, salah satunya sebagai pemateri dalam acara Workshop Guru dan  Dosen Ilmu Pengetahuan Sosial sedunia. Acara tersebut membahas perkembangan IPS rutin diselenggarakan setiap tahunnya yang pada tahun 2012 diselenggarakan di Selayang Malaysia dan perwakilan dari Indonesia yang mengirimkan enam orang, yang terakhir Indonesia sebagai tuan rumah menyelenggarakan di Bandung 14 Nopember 2013.
     Dari pengalaman organisasi dan berbagai macam kegiatan yang pernah diikutinya, ia memberikan asumsi terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di IAIN. Ia sangat mendukung kegiatan yang ada di UKM selama kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat untuk dirinya sendiri khususnya, dan untuk orang lain pada umumnya. Karena setiap UKM yang dipilih oleh mahasiswa pastinya disesuaikan dengan bakat yang dimiliki. Sehingga diharapkan efek dari kegitan UKM dapat mengaplikasikn keahlian mahasiswa yang dimiliki.  Akan tetapi tidak sedikit akibat dari terlalu aktif dalam organisasi mahasiswa mengabaikan kuliahnya. Sehingga kuliah yang menjadi tujuan utama menjadi terbengkalai. Akhirnya Sistem Kredit Semester (SKS)  yang ada pada suatu program studi tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Namun hal tersebut kembali kepada mahasiswa bagaimana menyikapin UKM. Yang terpenting adalah mahasiswa dapat mengatur waktu antara perkuliahan dan kegiatan UKM.
     Seorang dosen yang  ramah tamah ini menaruh harapan besar kepada IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Ia berpesan “Saya dari pendidikan umum tentunya mengapresiasi dari kebijakan lembaga pengintegrasian antara ilmu agama dan ilmu umum. sehingga melahirkan civitas akademis yang muhsin, tidak hanya muhsin mahasiswanya saja dituntut untuk bisa memahami al-Quran sudah selayaknya dosen dan karyawan mematuhi  aturan-aturan untuk menjadi muhsin sejati” ujar ia dengan penuh harapan.
     “Kemudian setidaknya dengan itu tidak ada lagi eksploitas keilmuan di IAIN yang kemudian ilmu agama lebih mengenal persoalan-persoalan masyarakat yang mengkajinya dari aspek kelimuan umum, yang umum menjadikan hidup lebih religius. Tujuan hidup yaitu hablu minallah dan hablu minanas” tambahnya.
      Menurut beliau apabila muhsin itu tercapai, kita bisa memperoleh bahagia dunia dan akhirat. Ilmu agama merasa lebih tinggi dan ilmu umum merasa lebih tahu sehingga terjadi mis komunikasi yang dapat menjadikan  antara ilmu agama dan ilmu umum sulit diintegrasikan.
*Penulis adalah mahasiswa Tafsir Hadis 5B Fakultas Addin IAIN SNJ Cirebon.


BACA JUGA : MOTi EXPONENT

Jasa Rental Perlengkapan Event Seminar, Workshop, Launching, Wisuda, Partisi Pameran

0 comments: